Sunday, February 2, 2020

#Sosialisasi

Banyak proses dalam pembangunan ini yang sering tidak disosialisasikan dengan baik sehingga sering timbul masalah. Ketertutupan informasi dan pelaksanaan program yang sering dipaksakan berakibat pada penolakan sebagian masyarakat yang belum sadar manfaat pembangunan bagi khalayak ramai. Pemaksaan dengan kekerasan acapkali terjadi walau kita hal ini sudah jauh berkurang akibat era keterbukaan yang makin menggelora. Seseorang dengan mudahnya dalam hitungan detik bisa menyebarkan informasi untuk khalayak ramai dengan menggunakan sarana media sosial. Kadangkala merekapun tidak begitu peduli bagaimana dampak yang bisa ditimbulkan oleh informasi yang mereka edarkan tersebut.
Kemarin masyarakat yang dievakuasi dari Wuhan China sudah mendarat ke tanah air dan ditempatkan di pulau Natuna. Dari pejabat pemerintah sudah mengumumkan alasan penempatan mereka di Natuna tersebut. Meskipun kemudian ada penolakan dari masyarakat setempat karena kekhawatiran mereka akan penyebaran virus tersebut. Sesuatu yang wajar karena berita yang demikian menyeramkan tentang virus Corona tersebut. Sudah banyak beredar informasi tentang bagaimana mengatasi/beradaptasi/mengantisipasi terhadap kemungkinan penyebaran virus ini namun mengingat tidak semua masyarakat paham dan mengetahuinya maka sudah selayaknya aparatur pemerintah khususnya mensosialisasikannya dengan lebih gencar. Tidak melalui tindakan kekerasan namun dengan tindakan persuasif sehingga masyarakat Natuna bisa menerimanya dengan lapang dada. Setidaknya bisa diminimalisir efek destruktif dari penempatan sementara warga Indonesia yang pulang dari China tersebut. Psikologis massa harus bisa diredam dengan informasi yang baik. Semoga tidak timbul gejolak yang berarti. Aamiin. 

#Syukur

Kita hidup ini mesti harus pandai bersyukur. Dalam banyak kondisi sering justru banyak orang mengeluh. Mengeluh yang inilah yang itulah, tidak ada yang disyukuri. Hidup ini adalah suatu hal yang wajib disyukuri. Mempunyai raga yang lengkap, rohani yang sehat, pikiran yang sehat ...itu semua hal yang wajib disyukuri. Kalau dihargai berwujud uang, berapa trilyun rupiah yang kita punya, tak terhingga. Kebanyakan orang tidak mau untuk mengganti bagian tubuhnya dengan uang meski ada pula yang mau menyediakan organ tubuhnya dengan sejumlah imbalan tertentu, mungkin kepepet atau sebab-sebab lain yang bisa dipertanggungjawabkan. Harta benda bisa dicari tapi raga, pikiran dan jiwa hanya punya satu-satunya, tidak ada serepnya. Sekali itu hilang maka kita tidak akan memperoleh gantinya yang sepadan dengan yang kita punya sampai saat ini, karunia Illahi Robbi. Oleh karena itu maka bersyukurlah terhadap semua nikmat yang kita miliki saat ini.
Salah satu upaya kita untuk mensyukuri nikmat yang ada adalah dengan melakukan sedekah. Kepada anak yatim, kepada orang-orang yang membutuhkan, wakaf, dan sebagainya. Bila kita mempunyai harta tak ternilai harganya tersebut kok kita hanya menyediakan sedikit alokasi untuk itu maka kita termasuk orang yang tidak mensyukuri nikmat yang ada dan termasuk orang-orang yang kikir. Berwakaflah sebesar yang kita mampu, bersedekahlah yang kita mampu. Ujian yang besar bila kita mampu menyediakan dalam jumlah besar. Banyak orang yang demikian kikirnya menyisihkan harta bendanya. Jika mempunyai harta yang tidak ternilai harganya tersebut kok kita malas untuk mengeluarkan infaq, sedekah, zakat atau malas menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya maka kita termasuk orang-orang yang merugi. Harta benda bisa dengan mudah kita cari, in sya allah, kalau kita mau bersyukur dan selalu mengingatNya bahwa memang betul-betul Dia ada dan menjamin rejeki kita. Masihkah kita kikir??  Dan in sya allah seperti yang sudah saya lakukan, bila saya punya tambahan lagi lahan, maka saya akan sumbangkan sebagian untuk pembangunan masjid. Doa kan ya. Berlomba-lombalah dalam kebaikan dan taqwa.