Pembangunan akan menjadi makin fokus dan terasakan manfaatnya bagi seluruh lapisan masyarakat bila didasarkan pada data-data yang benar dan valid. Sayangnya tidak jarang terjadi, data yang disajikan kepada masyarakat bukanlah data yang terupdate dengan baik. Jika ini terjadi maka bukan tidak mungkin masyarakat akan menjadi obyek pembangunan yang tidak tepat/sesuai kondisi terkini. Maka, agar pembangunan ini makin bisa dirasakan masyarakat secara merata, benahi masalah data dan sumbernya.
Obyektif, sportif, inovatif dan kreatif, merdeka dalam berpikir, berpikir positif, berjiwa besar
Saturday, October 29, 2022
Tuesday, October 18, 2022
#Dana sisa
Menjelang akhir tahun, akankah dana-dana sisa program
dikembalikan ke negara ataukah dibelanjakan untuk proyek-proyek yang terlalu
dipaksakan pelaksanaannya/terkesan asal jadi atau dibagi-bagi untuk para
pejabat dan mantan pejabat tertentu?? Kebiasaan lama berulang kembali??
Manfaatkan semua sumber keuangan negara benar-benar untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat!!.
Wednesday, October 12, 2022
#Pangan 1
Salah satu permasalahan utama terkait dengan perubahan iklim ditambah berbagai pertistiwa yang terjadi di dunia ini adalah krisis pangan. Faktor lain yang turut terdampak adalah sektor energi dan air, meskipun untuk faktor air ini dalam kurun waktu terakhir tidak menjadi masalah utama di wilayah kita, bahkan terjadi over supply air yang ditunjukkan oleh bencana alam banjir dan tanah longsor. Namun di benua yang lain yakni di Afrika dan Amerika Latin terjadi masalah kekurangan air beberapa waktu yang lalu sehingga memicu kekeringan yang berakibat kebakaran hutan, contohnya di Argentina. Secara global tiga hal tersebut sudah dirasakan di banyak negara sehingga memicu kekacauan dan kecemasan masyarakat negara-negara tersebut. Ditambah 3 tahun terakhir pandemi Covid 19 terus berjalan. Alih alih mampu mengatasi masalah, pemerintahan negara-negara tersebut bahkan sudah ambruk dan warganya berusaha untuk bisa bangkit lagi dengan tertatih-tatih.
Peristiwa tersebut tentu saja juga dipikirkan oleh
pemerintah Indonesia yang ditunjukkan dengan mengajak para pemimpin global di forum
PBB dan G20 untuk mengantisipasi adanya kerawanan pangan akibat pupuk dan
perubahan iklim. Pupuk yang dimaksud adalah pupuk kimia yang sangat dibutuhkan
petani untuk meningkatkan produksi pangan. Perang yang berkecamuk di Ukraina
akibat invasi Rusia ke negara tersebut membuat kondisi dunia makin runyam dan
belum jelas kapan berakhirnya. Sebagai negara-negara sentra produksi gandum
dunia, adanya perang ini menyebabkan eksport bahan pangan tersebut menjadi
terganggu. Karenanya pihak-pihak yang menggantungkan pasokan gandum dari kedua
negara tersebut sudah kelabakan dan terganggu perekonomiannya. Apalagi ditambah
krisis energi dimana Eropa juga sebagian bergantung pada Rusia. Kondisi yang
semakin tidak menentu inilah yang meningkatkan ketidakpastian kondisi dunia
yang masih juga berkutat dengan pandemi.
Tuesday, October 11, 2022
#Krisis pangan
Salah satu permasalahan utama terkait dengan perubahan iklim ditambah berbagai pertistiwa yang terjadi di dunia ini adalah krisis pangan. Faktor lain yang turut terdampak adalah sektor energi dan air, meskipun untuk faktor air ini dalam kurun waktu terakhir tidak menjadi masalah utama di wilayah kita, bahkan terjadi over supply air yang ditunjukkan oleh bencana alam banjir dan tanah longsor. Namun di benua yang lain yakni di Afrika dan Amerika Latin terjadi masalah kekurangan air beberapa waktu yang lalu sehingga memicu kekeringan yang berakibat kebakaran hutan, contohnya di Argentina. Secara global tiga hal tersebut sudah dirasakan di banyak negara sehingga memicu kekacauan dan kecemasan masyarakat negara-negara tersebut. Ditambah 3 tahun terakhir pandemi Covid 19 terus berjalan. Alih alih mampu mengatasi masalah, pemerintahan negara-negara tersebut bahkan sudah ambruk dan warganya berusaha untuk bisa bangkit lagi dengan tertatih-tatih.
Peristiwa tersebut tentu saja juga dipikirkan oleh
pemerintah Indonesia yang ditunjukkan dengan mengajak para pemimpin global di
forum PBB dan G20 untuk mengantisipasi adanya kerawanan pangan akibat pupuk dan
perubahan iklim. Pupuk yang dimaksud adalah pupuk kimia yang sangat dibutuhkan
petani untuk meningkatkan produksi pangan. Perang yang berkecamuk di Ukraina
akibat invasi Rusia ke negara tersebut membuat kondisi dunia makin runyam dan
belum jelas kapan berakhirnya. Sebagai negara-negara sentra produksi gandum
dunia, adanya perang ini menyebabkan eksport bahan pangan tersebut menjadi
terganggu. Karenanya pihak-pihak yang menggantungkan pasokan gandum dari kedua
negara tersebut sudah kelabakan dan terganggu perekonomiannya. Apalagi ditambah
krisis energi dimana Eropa juga sebagian bergantung pada Rusia. Kondisi yang
semakin tidak menentu inilah yang meningkatkan ketidakpastian kondisi dunia
yang masih juga berkutat dengan pandemi.
Krisis pangan dan energi merambat kemana-mana, ditambah
krisis keuangan. Bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, kondisi ini
terasa sangat berat. Peningkatan harga BBM menambah beban tersebut meskipun
pemerintah juga sudah menggelontorkan BLT. Semua profesi yang ada di dunia ini
terdampak sehingga tidak ada alasan untuk mengeluh. Yang harus dilakukan adalah
bagaimana caranya agar semuanya selamat dan lepas dari jeratan berbagai macam
krisis tersebut dengan bersatu padu melakukan yang terbaik bagi diri, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Tidak bisa tidak, yang harus dilakukan
adalah meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan semangat persatuan dan
kesatuan. Yuk bersama sama lakukan yang terbaik bagi negeri kita tercinta
semampu kita.