Hari hari ini makin sering para petinggi negara bicara tentang perubahan iklim. Pada skala dunia pun, Antonio Gutteress, Sekjen PBB, setiap berkunjung ke luar negeri dalam setiap sambutannya selalu menyinggung pemanasan atau pendidihan global dan perubahan iklim. Himbauan ke negara negara di dunia agar makin peduli pada masalah global tersebut dimana pada tahap implementasinya diwujudkan dalam 17 SDGs. Indonesia pun tanggap terhadap permasalahan permasalahan tersebut meskipun porsi pendanaan untuk itu masih kecil dibanding aspek lain yang juga harus mendapatkan perhatian seksama.
Ribut ribut yang sering terjadi adalah tentang pengereman
laju pemanasan global jangan sampai suhu udara global meningkat lebih dari 1,5
derajat Celcius dibandingkan suhu rata rata global tahun 1850 sampai 1900 pada
tahun 2030. Saat sekarang ini angka ini makin mendekat dengan laju yang relatif
cepat. Mengapa kemudian para pemimpin negara yang menyadari hal tersebut begitu
cerewet mengingatkan warga negaranya tentang isu global tersebut?? Tidak lain
karena memang semua sendi kehidupan tidak lepas dari pengaruh cuaca dan iklim
global.
Untuk kenaikan suhu 1 derajat Celcius saja bisa menyebabkan
kepunahan spesies langka, kehancuran terumbu karang, tenggelamnya pulau pulau
tertentu dan sebagainya. Sedangkan pada kenaikan suhu 2 derajat Celcius terjadi
kepunahan beruang kutub, rawan pangan, air bersih dan energi, pencairan
permafrost misal di Greenland, dan sebagainya. Dengan demikian bila suhu
meningkat menjadi 1,5 derajat Celcius maka kira kira kondisi dunia antara
kenaikan 1 sampai 2 derajat Celcius tersebut. Betapa mengerikannya.
No comments:
Post a Comment