Monday, May 12, 2025

#Karakter

 Apa yang menyebabkan Indonesia terhambat menjadi negara maju?? Tampaknya masalah karakter menjadi penghambat utama.

  1. Mempermasalahkan masalah masalah yang tidak produktif dan cenderung menghabiskan waktu dg sia sia;
  2. Tidak mau dan tidak siap menerima fakta yang tidak sesuai dengan keyakinannya;
  3. Menganggap diri sendiri lebih jujur, lebih jago, lebih pintar, lebih suci, dan lebih tahu kehendak Allah SWT/Tuhan YME;
  4. Selalu menjadi follower dan selalu menjadi pengagum bangsa lain serta tidak berani dan punya nyali menjadi trendsetter kelas dunia;
  5. Tidak tahu diri, suka ikut campur dan ikut ikutan, sok tahu persoalan, sok jago, sok pahlawan, sok ngatur, sok berkuasa, dan mempunyai karakter negatif lainnya yang bersifat destruktif.
Mari berintrospeksi diri, apakah kita kita ini merupakan salah satunya atau mari berbenah diri menyajikan kemampuan terbaik kita untuk Indonesia yang lebih baik.

Friday, May 9, 2025

#Efisiensikan, digitalisasikan, sinkronkan, rampingkan

 

Perkembangan menjadi negara maju ditentukan oleh kualitas SDM kita. Jadi:

  1. Efisiensikan dan transparankan seluruh proses pendidikan;
  2. Digitalisasikan setiap program pemerintah agar masyarakat dalam batas batas tertentu bisa turut mengawalnya (pengawasan melekat oleh masyarakat/waskatmas);
  3. Sinkronkan paradigma pendidikan di dikdasmen dan dikti berbasiskan budaya asli Indonesia;
  4. Rampingkan organisasi agar mata rantai birokrasi tidak panjang dan lebih mudah dipantau. Kembangkan model manajemen bunga matahari;
  5. Perbaiki kekurangan kekurangan di sana sini baik mengenai manajemennya, substansinya, maupun hasil akhirnya yang bisa dikuantifikasi.

Saturday, May 3, 2025

#Era reformasi

 Katanya Peristiwa 1997/1998, yang berpuncak pada reformasi dan jatuhnya rezim Orde Baru, memberikan banyak pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia. Beberapa pelajaran penting yang bisa dipetik antara lain:

  1. Pentingnya Demokrasi dan Kebebasan Berpendapat
    Rezim Orde Baru sangat otoriter, membatasi kebebasan pers dan berpendapat. Reformasi menegaskan bahwa rakyat Indonesia menginginkan sistem pemerintahan yang lebih demokratis, transparan, dan partisipatif.
  2. Krisis Ekonomi Mengajarkan Pentingnya Tata Kelola yang Baik (Good Governance)
    Krisis moneter 1997/98 menunjukkan rapuhnya ekonomi yang terlalu sentralistik dan penuh KKN (korupsi, kolusi, nepotisme). Reformasi ekonomi menjadi penting untuk menciptakan sistem yang lebih adil, efisien, dan akuntabel.
  3. Kekuatan Rakyat dalam Perubahan Sosial-Politik
    Gerakan mahasiswa dan masyarakat sipil membuktikan bahwa perubahan besar bisa terjadi lewat tekanan rakyat. Ini menunjukkan pentingnya partisipasi aktif warga negara dalam kehidupan politik.
  4. Bahaya Sentralisasi Kekuasaan
    Konsentrasi kekuasaan pada satu orang atau kelompok menyebabkan stagnasi, ketidakadilan, dan penindasan. Desentralisasi dan otonomi daerah adalah upaya penting untuk mencegah hal itu terulang.
  5. Keragaman Harus Dikelola dengan Bijak
    Peristiwa 1998 juga diwarnai dengan konflik sosial dan kekerasan bernuansa SARA. Ini mengingatkan bahwa keberagaman Indonesia adalah kekuatan, tapi juga bisa menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan adil dan inklusif.
  6. Pentingnya Reformasi Institusi
    Tidak cukup mengganti pemimpin; sistem dan institusi juga harus direformasi agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan lagi.

Sudah adakah perubahan signifikan menuju perbaikan yang lebih baik?? Mana saja yang masih belum mengalami perubahan?? Mari kita bercermin dan melihat sesuai fakta apakah kita dan institusi kita berusaha melakukan hal hal di atas?? Atau stagnan karena takut akan adanya perubahan padahal menuju sistem yang lebih baik? Description: 🙏Description: 🫢Description: 🤫Description: 😬Description: 🇮🇩

Friday, May 2, 2025

#Perubahan besar sedang terjadi

 Sudahkah terjadi perubahan besar dari tulisan di bawah ini mengenai refleksi di dunia pendidikan di tahun 2010?? Setelah 15 tahun berlalu, mana mana saja yang telah mengalami perubahan dan perkembangan pesat? Mampukah pendidikan kita mengejar ketertinggalan dibanding negara negara maju?? Seperti apakah tujuan pendidikan kita yg tercantum dalam UU Diknas?? Apakah perlu revisi karena tidak sesuai dengan perkembangan jaman?? Dan sejumlah pertanyaan lain yang memerlukan tindakan nyata untuk menjawabnya.

--------------------------------------

Besok tanggal 2 Mei 2010 merupakan hari pendidikan nasional ... saya yakin semua orang Indonesia yang pernah mengenyam dunia pendidikan pasti tahu hal ini. Namun demikian, hari pendidikan nasional ini terasa lain dibanding waktu-waktu sebelumnya. Yang paling mencolok adalah dihapuskannya UU BHP yang dinilai oleh sebagian kalangan akan makin menyuburkan praktek bisnis dunia pendidikan. UU BHP yang membatasi agar maksimum 30% biaya pendidikan dibebankan kepada para calon mahasiswa, dengan dihapuskannya UU ini akan makin membebani kantong orang tua mahasiswa karena penyelenggara pendidikan dapat dengan seenaknya menetapkan besaran uang pendidikan walaupun kualitasnya kadang masih perlu diuji. Di lain pihak, untuk pendidikan dasar dan menengah, dilaksanakannya ujian nasional (UN) seringkali merupakan momok bagi para siswa, orang tua dan guru. Mereka dituntut untuk belajar dan berusaha lebih keras agar siswa, anaknya atau anak didiknya lulus dengan nilai yang baik. Sehingga bagi yang berpikiran pendek dan ingin menguntungkan sekelompok pihak tertentu maka cara-cara yang tidak fair dan sehat serta mendidik dilakukan. Jual beli kunci jawaban, atau guru mata pelajaran yang memberikan kunci jawaban kepada anak didiknya merupakan hal negatif yang juga mengemuka. Dilaksanakannya UN juga menuai protes oleh berbagai kalangan karena kualitas sarana dan prasarana dunia pendidikan di seluruh pelosok nusantara njomplang. Tidak ada buku pegangan yang seragam dan kemampuan guru yang sangat beragam serta sarana yang tidak memadai merupakan hal-hal yang dianggap tidak fair jika anak didik "diperlombakan". Sudah barang tentu di luar Jawa akan mengalami kesulitan dalam menyamai kualitas pendidikan di Jawa, bahkan sesama di Jawa pun juga mengalami disparitas antara kota dengan pelosok pedesaan. Sehingga tidak heran ribuan siswa di Jawa dan luar Jawa tidak lulus, bahkan ratusan sekolah sama sekali tidak ada siswanya yang lulus UN kali ini. Inilah potret buram dunia pendidikan kita.

Di lain pihak, kita sering mendengar prestasi para siswa dan mahasiswa kita dalam berbagai kompetisi internasional. Juara satu, dua dan tiga seolah-olah sudah bukan hal yang luar biasa ditorehkan oleh para putra putri kita. Juara fisika, biologi, kimia, matematika, astronomi, sains kebumian atau rekayasa sudah bukan berita baru lagi. Ini sangat membanggakan bagi kita semua. Di tengah kondisi pendidikan dalam negeri kurang begitu menggembirakan, namun dalam kancah internasional kita cukup disegani. Alhamdulillah.

Mengingat hal-hal di atas, sudah saatnya bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap berbagai kendala dalam dunia pendidikan, bersatu padu dengan swasta dan masyarakat untuk menggenjot dunia pendikan agar jauh lebih melesat. Pembangunan sarana dan prasarana serta kualitas pendidikan harus dilakukan. Anggaran pendidikan yang sampai sekarang masih jauh dari 20% seperti yang dicanangkan oleh UU sudah sepatutnya ditingkatkan. Jikalau kualitas pendidikan sangat bagus dan biaya pendidikan terjangkau masyarakat luas maka sumber daya alam yang luar biasa besar potensinya di Indonesia dapat dimanfaatkan sepenuhnya. Tenaga kerja kita harus mampu bersaing dengan tenaga kerja asing sehingga ekonomi kita tidak akan dijajah oleh negara lain yang sedikit sumber daya alamnya tapi kualitas tenaga kerjanya/ SDM nya bagus. Kita memasuki abad informasi, sehingga yang menguasai informasilah yang berjaya. Oleh karena itu sekali lagi, kualitas sumber daya manusia yang unggul dan disertai dengan akhlak yang mulia sangat diharapkan. Tugas kita bersama untuk mewujudkannya!

Thursday, May 1, 2025

#Hari Buruh 2025

Semoga harapan buruh dan juga bangsa Indonesia agar terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia mendapatkan perhatian yang layak dari pemangku kekuasaan dan wakil-wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan Perwakilan Daerah/Majelis Permusyawaratan Rakyat. Jangan sampai aspirasi tidak sampai dan hanya sebagai komoditas politik saja oleh para wakil rakyat. Apalagi kalau sampai buruh hanya diwakili kesejahteraannya oleh wakil rakyat, sementara nasib buruh tidak diperhatikan ... ini benar-benar memalukan dan tak berperikemanusiaan. Selamat Hari Buruh.

NB: foto menunjukkan sebagian masyarakat memilih berdikari menjajakan produk pertanian daripada menggantungkan diri pada dan menjadi buruh di perusahaan