Saturday, November 2, 2019

#Neraca

Kesetimbangan atau keseimbangan atau neraca merupakan kosa kata umum yang sering kita jumpai dalam percakapan ilmiah sehari-hari. Dalam ilmu eksakta, ada beberapa jenis neraca misalnya neraca perdagangan, neraca keuangan, neraca transaksi berjalan, neraca hukum, neraca radiasi, neraca energi, neraca kebasahan, neraca air dan sebagainya. Neraca energi misalnya adalah radiasi yang datang dalam suatu sistem tertentu sama dengan radiasi yang diteruskan, diserap, dihamburkan, dan dipantulkan. Dalam istilah neraca air dikenal air yang masuk dalam suatu sistem sama dengan air yang keluar dari sistem tersebut. Air yang masuk bisa berupa irigasi, air hujan, atau air rembesan dari sekitarnya sedangkan air yang keluar sistem bisa berupa penguapan, infiltrasi, perkolasi, run off serta seepage. Neraca semacam ini penting untuk menjaga jangan sampai terjadi ketidakseimbangan dalam sistem yang ditinjau karena bisa menyebabkan kerusakan sistem. Air yang masuk tidak berimbang dengan air yang keluar sistem sehingga terjadi defisit atau sebaliknya air yang masuk jauh lebih besar daripada yang keluar sistem maka terjadi surplus dalam sistem tersebut. Surplus dan defisit ini merupakan persoalan nyata dalam suatu organisasi. Harus ada transfer air atau energi atau apapun itu dari yang surplus ke yang defisit agar terjadi kesetimbangan melalui berbagai media yang ada.
Setiap pemimpin yang mempunyai sifat setimbang ini dijamin bahwa hidupnya akan berhasil. Sifat adil harus dimiliki oleh setiap pemimpin agar jalannya roda organisasi menjadi lebih cepat serta mencapai sasaran.
Mengapa neraca penting dalam kepemimpinan?? Ini tidak lain karena sifat yg mampu menyeimbangkan berbagai hal sangat dibutuhkan dalam diri seorang pemimpin. Pemimpin yang tidak memperhitungkan kekuatan kawan dan lawan dipastikan akan gagal. Meskipun demikian kegagalan tersebut masih bisa dikurangi dari sifat gigih. Kegigihan dan keuletan dalam menggapai cita cita bisa memberi energi positif pada diri pemimpin. Faktor keberuntungan hanya 5 persen dari faktor keberhasilan. 95% merupakan faktor usaha dan doa. Oleh karena itu marilah kita selalu berusaha dan berdoa. Hasilnya pasrahkan pada Allah Ta'alla.

No comments:

Post a Comment